Memahami Data Breach: Bagaimana Data Anda Bisa Bocor

Artikel Terbaru


Pernahkah Anda merasa tidak nyaman ketika email Anda mengandung pesan yang mencurigakan? Atau khawatir saat mendengar berita tentang perusahaan besar yang datanya bocor? Data breach, atau kebocoran data merupakan ancaman nyata yang mengintai di era digital. Bayangkan jika data pribadi Anda yang sangat berharga seperti nomor telepon, alamat, hingga informasi keuangan dapat dengan mudah jatuh ke tangan yang salah. Ingin mengetahui bagaimana cara melindungi data Anda dari ancaman? Simak penjelasan berikut ini. 

Pengertian Data Breach beserta Contohnya

Data breach, atau pelanggaran data, adalah peristiwa ketika informasi sensitif seperti data pribadi, kata sandi, atau informasi keuangan diakses tanpa izin. Pelanggaran ini bisa terjadi akibat serangan siber, kelalaian individu, atau lemahnya keamanan sistem. Contoh nyata yang menghebohkan di Indonesia akhir-akhir ini adalah kasus kebocoran data pribadi berupa NPWP pada 18 September  2024. Lebih dari 6 juta data pribadi, termasuk NIK dan NPWP bocor dan dijual di sebuah forum seharga 10.000 Dollar AS. Bahkan data pribadi dari presiden Joko Widodo hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani diduga ikut bocor dalam kasus ini. Kasus ini mengakibatkan banyak orang mempertanyakan kredibilitas sistem keamanan pemerintah yang sering mengalami kebocoran. Oleh karena itu, keamanan digital sangatlah perlu ditingkatkan pada semua instansi terkhusus pemerintahan yang mengelola data pribadi masyarakat. 

Secara personal, data breach dapat menyebabkan pencurian identitas. Hal ini membuat data yang bocor digunakan untuk melakukan penipuan, seperti membuka rekening bank atau kartu kredit. Sementara bagi sebuah instansi, dampaknya berupa kerugian finansial besar, kehilangan kepercayaan pelanggan, serta sanksi hukum pelanggaran regulasi perlindungan data. Maka menjaga keamanan data sangat penting bagi individu dan perusahaan untuk menghindari resiko  dari kebocoran data.

Penyebab Utama Data Breach

  • Kata Sandi Lemah: Menggunakan kata sandi yang mudah ditebak, seperti “123456” atau tanggal lahir. Hal ini dapat memudahkan peretas untuk mengakses akun.
  • Phishing: Penipuan melalui email atau pesan palsu yang tampak resmi, dengan tujuan mencuri informasi sensitif seperti kata sandi atau nomor kartu kredit.
  • Malware: Perangkat lunak berbahaya yang dapat memasuki sistem dan mencuri data  melalui email, tautan berbahaya, atau unduhan tidak resmi.
  • Kerentanan Sistem yang Tidak Diperbaiki: Celah keamanan dalam perangkat lunak yang tidak segera diperbaiki (patch) membuat sistem lebih rentan terhadap serangan.
  • Kesalahan Pengguna: Human error seperti membagikan informasi sensitif secara tidak sengaja, atau kehilangan perangkat yang menyimpan data penting.
  • Serangan Insider: Karyawan atau kontraktor yang memiliki akses ke data penting bisa menyalahgunakan hak akses mereka untuk mencuri atau membocorkan informasi.
  • Koneksi Wi-Fi Tidak Aman: Mengakses internet melalui jaringan Wi-Fi publik tanpa enkripsi membuat data lebih mudah dicuri oleh peretas.

Bagaimana Data Bisa Bocor? 

  1. Pengumpulan Data Pribadi: Merupakan data pribadi kita yang termuat pada media sosial, aplikasi, dan situs web. Dalam media sosial biasanya meminta informasi seperti nama dan lokasi pada penggunanya. Pada aplikasi juga sering  meminta  izin akses ke kontak dan lokasi, dan situs web menggunakan cookies untuk melacak aktivitas pengguna.
  2. Risiko Bocor di Berbagai Perangkat: Semua perangkat yang ada rentan terhadap pencurian data jika tidak dilindungi dengan baik. Mengunduh aplikasi dari sumber tidak resmi, mengklik tautan berbahaya, atau menggunakan Wi-Fi publik dapat memperbesar risiko.
  3. Keamanan Jaringan Internal Perusahaan: Di perusahaan, data bisa bocor melalui jaringan yang tidak aman. MITM (Man In The Middle)  merupakan serangan siber di mana peretas diam-diam menyadap komunikasi antara dua pihak yang sedang berkomunikasi. Penting bagi perusahaan untuk memiliki sistem keamanan yang kuat dan memberikan pelatihan kepada karyawan.

Dampak Data Breach Bagi Perusahaan

  1. Kerugian Finansial: Kebocoran data mengakibatkan kerugian biaya yang cukup banyak. Biaya yang dikeluarkan biasanya untuk pemulihan, perbaikan keamanan, kompensasi pelanggan, serta penurunan pendapatan akibat reputasi yang rusak.
  2. Kehilangan Kepercayaan Pelanggan: Kebocoran data membuat pelanggan merasa tidak aman, mengurangi loyalitas dan merusak citra merek.
  3. Dampak Hukum: Perusahaan dapat menghadapi sanksi hukum dan denda besar akibat kurangnya menjaga keamanan data pelanggannya.
  4. Pencurian Identitas: Data pribadi yang bocor bisa disalahgunakan untuk pencurian identitas, merugikan individu, dan menimbulkan masalah hukum.
  5. Gangguan Operasional: Organisasi mungkin perlu menghentikan operasional untuk memperbaiki kerentanan, yang dapat mengganggu produktivitas.

Kesimpulan

Data breach merupakan ancaman di era digital yang mengakibatkan kebocoran informasi sensitif, seperti data pribadi dan keuangan. Penyebabnya bervariasi, mulai dari penggunaan kata sandi yang lemah, serangan phishing, hingga kerentanan sistem. Dampaknya bisa sangat merugikan, untuk  individu dengan mudah dicuri identitasnya. Pada perusahaan biasanya  menghadapi kerugian finansial, kehilangan kepercayaan pelanggan, dan sanksi hukum. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan instansi untuk memahami risiko dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi data mereka. Keamanan data bukan hanya tanggung jawab pihak tertentu saja, tetapi juga harus menjadi prioritas bersama.

Scroll to Top